MENCIPTAKAN INSAN ILMIAH KARIMAH

Minggu, 09 Januari 2011

MARI MERENUNG KEMBALI

Salam Silaturahmi dan Salam Sejahtera !
Berlalu sudah 14 abad yang lalu telah lahir dan diutus kedunia ini seorang modernis yang sengaja diutus Allah ke muka bumi, untuk mengubah prilaku umat manusia dari kejahilan dan kebathilan, ke arah keimanan, kebenaran dan keindahan hidup.
lebih kita tinggalkan seorang tokoh yang menjadi panutan seluruh alam tapi kini tinggal kenangan mengapa Namun nampaknya kita senantiasa selalu lupa akan ajaran yang disampaikannya, sehingga dalam praktik kehidupan sehari-hari, selalu tergelincir ke lembah kefasikan dan kesesatan.
demikian karena di lihat dari tingkah laku manusia yang nota bene mengaku sebagai umat ber agama tapi Melalui rubrik ini, alangkah baiknya, mari kita merenung dan tafakur kembali untuk mengingat aneka kejadian dan peristiwa yang dilalui kita, dimana banyak kejahilan yang kita perbuat.
Mulai detik ini, lupakanlah kebiasaan beramal buruk, kita robah kepada akhlakul karimah, mudah-mudahan aneka bencana yang menimpa terhadap negeri ini, dapat segera pulih kembali, karena selalu mendapat ampunan-Nya. Amien  .... dariku hamba yang pana, Juned Wirasaputra.

KESUCIAN HATI TONGGAK KEINDAHAN BERBANGSA

Anakku sayang, kejadian demi kejadian mengenai kebobrokan dan keterpurukan negara ini, hanyalah wacana riak kecil dari segunung kasus kejahatan yang memang belum dan susah terungkap. Para petinggi negeri ini, barisan intelektual, para pemerhati dan pengamat, para peneliti dan tim ahli, beramai-ramai untuk mengungkap makna sebuah peristiwa, dengan kata kunci ingin mengungkap sampai tuntas mengenai aneka sindikat kejahatan sampai ke akar-akarnya. namun lagi-lagi, itu hanyalah sebuah cerita dan cerita berevisode yang tak pernah ada ujungnya.
Anak-anaku sayang, kamu masih duduk di bangu sekolah tingkat SLTP, bersihkan hati, kencangkan niat, bulatkan tekad, untuk selalu berbuat jujur dan benar untuk diri sendiri. Karena dari sanalah tonggak kekuatan akan jujur terhadap keluarga, tetangga, masyarakat dan bangsa. Tanpa memiliki akhlak seperti itu, cerita kebohongan akan melegenda dan menggenerasi yang tak akan ada ujungnya. Nampaknya karena telah banyaknya penghuni negeri terbiasa berbohong, khianat, fasik, dzalim, lalim, terhadap diri sendiri, alhasil berbuntut dan menular kerusakan itu menimpa jua terhadap penghuni bangsa ini, yang kemudian turut menanggung beban bencana yang begitu berat dan pedih entah sampai kapan dan mungkin tak terhingga.